Halaman
▼
Jumat, 10 Februari 2017
Cara Memaksimalkan Peluang Masuk PTN Lewat Jalur SNMPTN
Nah seperti yang ada pada judul di atas, kali kita akan membahas mengenai bagaimana sih cara memaksimalkan peluang masuk ke Perguruan Tinggi lewat jalur SNMPTN. Meskipun SNMPTN sendiri baru akan dibuka, namun gak ada salahnya kita tahu sedikit cara-cara agar maksimal. Mulai dari :
1. Pemilihan Perguruan Tinggi
Pemilihan ini sangatlah penting, ini karena urutan pilihanmu menunjukan PT mana yang kalian prioritaskan. Pilihan pertama menunjukan bahwa minat seriusmu pada PT tersebut. Begitu juga pada pilihan selanjutnya. Menurut kabar yang beredar, ITS dan beberapa PT lain hanya akan menerima siswa yang menempatkan PT tersebut pada pilihan pertama. Jadi sudah jelas bahwa rata-rata kampus besar tidak mau dinomor duakan. Mungkin pilihan yang paling aman adalah pilihan PT yang ada di isi kampus yang sama. Sebagai contoh jika kalian memilih ITS sebagai pilihan pertama maka pilihlah ITs juga pada pilihan selanjutnya.
2. Ketahui Passing Grade
Mungkin kalian akan bertanya-tanya apa itu passing grade. Passing Grade adalah pandangan PT terhadap sekolah asalmu. Maksudnya adalah berapa jumlah alumni dari sekolahmu yang di terima di kampus tersebut karena itu menunjukan bahwa passing grade sekolahmu baik di mata kampus tersebut. Semakin banyak alumni yang kuliah di kampus tersebut maka kemungkinan kalian di terima menjadi semakin besar.
3. Jangan Andalkan Nilai Raport
Mungkin inilah yang selama ini menjadi tolak ukur di terimanya kalian lewat SNMPTN, tapi ini adalah salah besar. Ini dikarenakan PT tidak mempercayai nilai yang ada di raport kalian. Ini tidak selalu benar, kenyataannya memang ada juga yang melihat nilai kalian. Penyebab ketidakpercayaan PT pada nilai kalian adalah adanya unsur katrol nilai. Selain itu, faktor pada no. 2 diatas juga mempengaruhi hasilnya nanti. Sekolah yang ketahuan atau sering memalsukan nilai siswanya untuk mengikuti SNMPTN akan di kenakan sanksi. Bisa berupa pembatalan kalian di terima atau juga berefek panjang. Maksudnya sekolah kalian akan di blacklist oleh kampus tersebut.
Mungkin sekian dulu postingan kali ini. Itu tadi adalah 3 cara yang paling dasar untuk memaksimalkan peluang kalian untuk di terima SNMPTN. jangan lupa like dan comment :)
Kamis, 09 Februari 2017
Penulisan Biografi Sejarah Pada Abad Pertengahan
Beberapa penulisan sejarah terbaik abad pertengahan berisi mengenai biografi maupun juga autobiografi dari tokoh terkenal jaman tersebut. Ya benar, tokoh-tokoh ini pada umumnya berupa tokoh politik maupun gerejawan. Tokoh politik seperti Raja kerap sekali mendukung perbuatan tersebut dengan alasan legitimasi kekuasaan. Namun pada abad pertengahan, penulisan sejarah dikuasai oleh para gerejawan dan kerap sekali menampilkan unsur-unsur teologis.
Salah satu atau dua dari tiga karya sejarah yang paling penting adalah karya dari Einhard berupa Life of Charlemagne, Deeds of Emperor Frederick dari Otto, dan Assen’s Life of Alfred karya dari Imam Welsh. Assen’s Life of Alfred ini ditulis pada akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10. Ini tidak hanya berupa biografi, melainkan tertulis didalamnya peristiwa besar dalam pemerintahan Alfred. Buku ini memiliki nada Saxon Chronicle yang isinya sangat memuji Alfred. Didalamnya juga ada kisah mengenai Arthur. Buku ini kemudian disalin oleh Florence dari Warcester pada tahun 1118 dengan tanpa memberikan interpolasi pada buku tersebut.
Tokoh gerejawan terkenal pada abad pertengan adalah Paus Gregory VII yang biografinya ditulis oleh seorang imam Italia, Paul dari Bernried pada 1128. Ia sangat selektif dalam memilih sumber dan saksi mata untuk menulis karyanya. Ia juga menggunakan beberapa dokumen resmi untuk mendukung data dari bukunya tersebut. Namun ia memiliki kesalahan besar dalam bukunya, yaitu adanya unsur mistis di dalamnya sehingga mudah sekali memilah mana yang dari subtansi sejarah dan mana yang berisi nonlogis.
Biografi yang dikenal lainya adalah Biography of Louis VI yang ditulis oleh Suger dari St.Denis, seorang kepala biara sekaligus penasihat Louis. Meskipun buku ini didukung oleh Louis sendiri karena kedekatannya, namun buku ini tidak mengarah pada apa yang namnaya pemalsuan sejarah. Biografi lain yang terkenal adalah The Biography of Emperor Conrad II yang ditulis oleh Wipo yang tak lain adalah pendeta dari Conrad sendiri. Isinya berupa sanjungan kepada Conrad.
Di Prancis ada buku yang di buat oleh Rigrod (1207) dan Guillaume (1227) yang keduanya menulis Life of Phillip Augustus. Buku ini diisi dengan mitos asal-usul bangsa Prancis serta kronologi mengenai Raja Prancis. Rigrod bukanlah seorang sejarawan yang handal, namun karena adanya kedekatan dengan Phillip maka buku ini disetujui. Sedangkan Guillame adalah seorang pendeta dari Pilip yang lebih terampil ketimbang Rigrod. Dia dipercaya untuk mengemban berbagai tugas penting dan tugas diplomatik. Karyanya yang berupa puisi, The Philipied, memberikan pencerahan baru mengenai masalah geografis dan juga adat kebiasaan pada waktu itu.
Mungkin satu-satunya karya biografi yang dapat menyaingi karya Einhard adlah buku karya Joinville dengan The Biography of Louis IX. Joinville adalah teman, penasehat, dan sekaligus kepercayaan Raja. Bukunya History of St. Denis ditulisnya saat usianya lanjut usia. Karyanya ini menolak unsur keajaiban dan menekankan pada fundamental kualitas suci raja. Dalam filsafat politik, dia adalah seorang protagonist dari sentralisasi kerajaan. Kearyanya ditulis dalam gaya yang indah dan subjek materinya bisa menjadi pidato, deskribsi, dan sindiran.
The Life of Matilda, seoraang putrid mahkota dari Tuscany yang ditulis oleh Donnizone pada abad 11 menjadi yang pertama dalam berkontribusi penting dalam biografi sejarah Italia. Ada juga karya dari anonymous dengan Life of Cola di Rienzi yang menjadi karya sejarah penting di Roma. Selain itu ada juga History of Charles VI oleh Jean Juvernal des Ursins, seorang pengacaraa terkemuka dan ukup agung di Reims.
Pada abad pertengan juga terdapat beberapa autobiografi yang penting. Historia Calamitatum dari Abelard yang menjadi salah satu karya paling orisinil di abad pertengahan. Sayangnya pada abad pertengan ini penulisan sejarah erat sekali dengan mitos, fable, romans, dan lain sebagainya oleh sebab penulisan sejarah yang dikuasai oleh pihak gerejawan.
Sabtu, 04 Februari 2017
PRASASTI YUPA
PRASASTI YUPA
YUPA I
1.
çrîmataḥ çrî-narendrasya,
2.
Kuṇḍuṅgasya mahâtmanaḥ,
3.
putro’çvavarmmo vikhyâtaḥ,
4.
vaṅçakarttâ yathâṅçumân,
5.
tasya putrâ mahâtmânaḥ,
6.
trayas traya ivâgnayaḥ,
7.
teṣân trayâṇâm pravaraḥ
8.
tapo-bala-damânvitaḥ,
9.
çrî-Mûlavarmmâ râjendro
10. yaṣṭvâ
bahusuvarṇṇakam
11. tasya
yajñasya yûpo’yam
12. dvijendrais
samprakalpitaḥ.
Artinya
:
“Sang Maharaja
Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman
namanya, yang seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang
sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci)
tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang
berperadapan baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarmman telah mengadakan kenduri
(selamatan yang dinamakan) Emas-amat-banyak. Buat peringatan kenduri
(selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana”.
Analisis :
Di dalam prasati Yupa yang pertama ini
menerangkan mengenai silsilah Raja Mulawarman. Prasasti tersebut menyebutkan 3
orang tokoh penting, yaitu Kundungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Raja pertama
adalah Kundungga, orang dengan nama Indonesia sekaligus kakek dari Raja
Mulawarman dan disebutkan dia adalah Raja yang sangat mulia. Kundungga
mempunyai seorang anak yang bernama Aswawarman yang nantinya menggantikan
dirinya sebagai Raja. Aswawarman sendiri adalah nama yang sudah tercampuri oleh
unsur agama Hindu yang mempunyai tiga orang anak yang sangat mulia dan mungkin
karena hal itulah dia disebut sebagai Sang Ansuman (Dewa Matahari). Tapi dari
ketiga anak Aswawarman hanya satu saja yang disebutkan dan menjadi seorang
Raja, yaitu Mulawarman. Ini dimungkinkan Sang Mulawarman ini adalah anak
pertama dari Aswawarman. Raja Mulawarman merupakan Raja yang baik, kuat, dan
kuasa seperti kakek dan ayahnya. Selain ketiga Raja tersebut juga disebutkan
nama “Brahmana” yang pada masa Mulawarman diadakan sebuah selamatan kepada para
Brahmana tersebut. Tidak diketahui apa penyebab dari adanya selamatan tersebut.
Bisa saja ini karena Brahmana tersebut berjasa bagi Raja Mulawarman atau juga
karena hal yang lain. Dan karena selamatan tersebut, Brahmana membuat tugu batu
atau Yupa sebagai peringatan.
YUPA II
1.
çrîmad-virâja-kîrtteḥ
2.
râjñah
çrî-Mûlavarmmaṇaḥ puṇyam
3.
çṛṇvantu vipramukhyâḥ
4.
ye cânye sâdhavaḥ puruṣâḥ
5.
bahudâna-jîvadânam
6.
sakalpavṛkṣaṁ sabhumidânañ ca
7.
yupo’yaṁ sthâpito vipraiḥ.
Artinya :
“Dengarkanlah oleh kamu sekalian,
Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan
budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah
berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata
pohon Kalpa (yang di hadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah maka
tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan)”.
Analisis :
Prassasti
kedua ini dibuat pada masa Mulawarman yang dikarenakan kebaikan yang sangat
banyak dari Sang Raja. Karena banyaknya kebaikan dari Mulawarman, sampai-sampai
diibaratkan sebagai sebuah sedekah kehidupan yang memberi banyak jasa kepada
para Brahmana ataupun rkyat. Juga disebutkan disitu ada Pohon Kalpa yang
dihadiahkan. Prasasti ini kemungkinan besar di buat oleh Brahmana yang berbeda
dengan yang membuat prasasti Yupa yang pertama. Karena disebutkan pada
awal-awal prasasti yang prasasti ini ditujukan kepada Brahmana yang terkemuka
(dimungkinkan pimpinan dari Brahmana) dan orang-orang baik lainnya (Brahmana
dan mungkin saja orang baik diluar Brahmana). Karena itulah Brahmana tersebut
menuliskan kebaikan Raja Mulawarman di sebuah tugu batu (Yupa).
YUPA III
1.
Çrî-Mûlavarmmaṇo râjñaḥ
2.
Yad dattan tîla-parvvatam
3.
Sadîpa-mâlayâ sârddham
4.
Yûpo’yaṁ likhitas tayoh.
Artinya :
“Tugu ini ditulis buat (peringatan)
dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung
minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga”.
Analisis :
Prasasti Yupa yang ketiga ini
fokus menceritakan dua kebaikan dari Sang Raja Mulawarman, yaitu segunung
minyak kental dengan lampu dan malai bunga. Maksud dari segunung minyak dengan lampu
ini dimungkinkan sebuah pencahayaan ataupun juga penerangan yang diberikan Sang
Raja kepada para Brahmana. Sedangkan untuk malai bunga sendiri ini dimungkinkan
suatu bunga yang diperuntukan sebagai ritual di dalam agama siwa atau bisa jadi
malai bunga adalah atribut keagamaan yang digunakan oleh para Brahmana.
YUPA IV
1.
Çrîmato nṛpamukhyasya
2.
râjñaḥ
çrî-Mûlavarmmâṇaḥ
3.
dânaṁ puṇyatame kṣetre
4.
Yad dattaṁ Vaprakeçvare
5.
dvijâtibhyo’gnikalpebhyaḥ
6.
vinçatir ggosahasrikam
7.
tasya puṇyasya yûpo’yam
8.
kṛto viprair ihagataih.
Artinya :
“Sang Mulawarman, raja
yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20000 ekor sapi kepada Brahmana
yang seperti api, (bertempat) didalam tanah yang sangat sunyi (bernama)
Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini
telah dibikin oleh para Brahmana yang datang ditempat ini”.
Analisis :
Prasasti
keempat yang ditulis Brahmana ini masih tetap menceritakan tentang kebaikan
dari Raja Mulawarman. Pada Yupa ini diceritakan bahwa Raja Mulawarman
telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana karena jasa-jasanya yang
seperti api. Api disini dimaksudkan sebagai kesucian, yaitu Brahmana yang suci.
Para Brahmana ini bertempat pada suatu tempat suci yang bernama Waprakeswara.
Tempat ini menjadi pengetahuan penting mengenai agama yang dianut oleh
Mulawarman sendiri. Mungkin yang dimaksud dengan Waprakeswara ini adalah
sebuah tempat (kuil) yang menjadi tempat ritual keagaaman waktu itu. Tapi yang
menjadi masalah adalah tidak ditemukanya sebuah bangunan atau kuil yang menjadi
tempat ritual keagamaan tersebut. Dari sini mungkin bisa diketahui bahwa tempat
suci (Waprakeswara) tersebut adalah tempat keagamaan yang melambangkan
Sang Raja memeluk agama Siwa. Ini karena di Jawa juga ditemui nama Baprakeswara
yang menjadi tempat candi Brahma-Wisnu-Siwa.