Translate

Sabtu, 04 Februari 2017

PRASASTI YUPA

PRASASTI YUPA

Sejarah memanglah unik dan penuh dengan misteri. Banyak hal yang tersembunyi dari sejarah. tapi meskipun begitu pasti ada jejak yang ditinggalkan. Seperti halnya dengan prasasti, tulisan kuno yang ditulis di batu ataupun juga ada yang di logam dengan tulisan-tulisan sansekerta maupun jawa kuno. nah kali ini saya akan memberikan referensi mengenai prasasti tertua di Indonesia. Yap benar, Prasasti Yupa yang merupakan peninggalan dari kerajaan hindu tertua di Indonesia yang berada Kalimantan, yaitu Kerajaan Kutai. Langsung aja gan...
YUPA I
1.      çrîmataḥ çrî-narendrasya,
2.      Kuṇḍuṅgasya mahâtmanaḥ,
3.      putro’çvavarmmo vikhyâtaḥ,
4.      vaṅçakarttâ yathâṅçumân,
5.      tasya putrâ mahâtmânaḥ,
6.      trayas traya ivâgnayaḥ,
7.      teṣân trayâṇâm pravaraḥ
8.      tapo-bala-damânvitaḥ,
9.      çrî-Mûlavarmmâ râjendro
10.  yaṣṭvâ bahusuvarṇṇakam
11.  tasya yajñasya yûpo’yam
12.  dvijendrais samprakalpitaḥ.
Artinya :
            “Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadapan baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarmman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) Emas-amat-banyak. Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana”.
Analisis :
            Di dalam prasati Yupa yang pertama ini menerangkan mengenai silsilah Raja Mulawarman. Prasasti tersebut menyebutkan 3 orang tokoh penting, yaitu Kundungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Raja pertama adalah Kundungga, orang dengan nama Indonesia sekaligus kakek dari Raja Mulawarman dan disebutkan dia adalah Raja yang sangat mulia. Kundungga mempunyai seorang anak yang bernama Aswawarman yang nantinya menggantikan dirinya sebagai Raja. Aswawarman sendiri adalah nama yang sudah tercampuri oleh unsur agama Hindu yang mempunyai tiga orang anak yang sangat mulia dan mungkin karena hal itulah dia disebut sebagai Sang Ansuman (Dewa Matahari). Tapi dari ketiga anak Aswawarman hanya satu saja yang disebutkan dan menjadi seorang Raja, yaitu Mulawarman. Ini dimungkinkan Sang Mulawarman ini adalah anak pertama dari Aswawarman. Raja Mulawarman merupakan Raja yang baik, kuat, dan kuasa seperti kakek dan ayahnya. Selain ketiga Raja tersebut juga disebutkan nama “Brahmana” yang pada masa Mulawarman diadakan sebuah selamatan kepada para Brahmana tersebut. Tidak diketahui apa penyebab dari adanya selamatan tersebut. Bisa saja ini karena Brahmana tersebut berjasa bagi Raja Mulawarman atau juga karena hal yang lain. Dan karena selamatan tersebut, Brahmana membuat tugu batu atau Yupa sebagai peringatan.
YUPA II
1.      çrîmad-virâja-kîrtteḥ
2.      râjñah çrî-Mûlavarmmaṇaḥ puṇyam
3.      çṛṇvantu vipramukhyâḥ
4.      ye cânye sâdhavaḥ puruṣâḥ
5.      bahudâna-jîvadânam
6.      sakalpavṛkṣaṁ sabhumidânañ ca
7.      yupo’yaṁ sthâpito vipraiḥ.
Artinya :
            “Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon Kalpa (yang di hadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan)”.
Analisis :
            Prassasti kedua ini dibuat pada masa Mulawarman yang dikarenakan kebaikan yang sangat banyak dari Sang Raja. Karena banyaknya kebaikan dari Mulawarman, sampai-sampai diibaratkan sebagai sebuah sedekah kehidupan yang memberi banyak jasa kepada para Brahmana ataupun rkyat. Juga disebutkan disitu ada Pohon Kalpa yang dihadiahkan. Prasasti ini kemungkinan besar di buat oleh Brahmana yang berbeda dengan yang membuat prasasti Yupa yang pertama. Karena disebutkan pada awal-awal prasasti yang prasasti ini ditujukan kepada Brahmana yang terkemuka (dimungkinkan pimpinan dari Brahmana) dan orang-orang baik lainnya (Brahmana dan mungkin saja orang baik diluar Brahmana). Karena itulah Brahmana tersebut menuliskan kebaikan Raja Mulawarman di sebuah tugu batu (Yupa).

YUPA III
1.      Çrî-Mûlavarmmaṇo râjñaḥ
2.      Yad dattan tîla-parvvatam
3.      Sadîpa-mâlayâ sârddham
4.      Yûpo’yaṁ likhitas tayoh.
Artinya :
            “Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga”.
Analisis :
            Prasasti Yupa yang ketiga ini fokus menceritakan dua kebaikan dari Sang Raja Mulawarman, yaitu segunung minyak kental dengan lampu dan malai bunga. Maksud dari segunung minyak dengan lampu ini dimungkinkan sebuah pencahayaan ataupun juga penerangan yang diberikan Sang Raja kepada para Brahmana. Sedangkan untuk malai bunga sendiri ini dimungkinkan suatu bunga yang diperuntukan sebagai ritual di dalam agama siwa atau bisa jadi malai bunga adalah atribut keagamaan yang digunakan oleh para Brahmana.
YUPA IV
1.      Çrîmato nṛpamukhyasya
2.      râjñaḥ çrî-Mûlavarmmâṇaḥ
3.      dânaṁ puṇyatame kṣetre
4.      Yad dattaṁ Vaprakeçvare
5.      dvijâtibhyo’gnikalpebhyaḥ
6.      vinçatir ggosahasrikam
7.      tasya puṇyasya yûpo’yam
8.      kṛto viprair ihagataih.
Artinya :
“Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20000 ekor sapi kepada Brahmana yang seperti api, (bertempat) didalam tanah yang sangat sunyi (bernama) Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibikin oleh para Brahmana yang datang ditempat ini”.
Analisis :
            Prasasti keempat yang ditulis Brahmana ini masih tetap menceritakan tentang kebaikan dari Raja Mulawarman. Pada Yupa ini diceritakan bahwa Raja Mulawarman telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana karena jasa-jasanya yang seperti api. Api disini dimaksudkan sebagai kesucian, yaitu Brahmana yang suci. Para Brahmana ini bertempat pada suatu tempat suci yang bernama Waprakeswara. Tempat ini menjadi pengetahuan penting mengenai agama yang dianut oleh Mulawarman sendiri. Mungkin yang dimaksud dengan Waprakeswara ini adalah sebuah tempat (kuil) yang menjadi tempat ritual keagaaman waktu itu. Tapi yang menjadi masalah adalah tidak ditemukanya sebuah bangunan atau kuil yang menjadi tempat ritual keagamaan tersebut. Dari sini mungkin bisa diketahui bahwa tempat suci (Waprakeswara) tersebut adalah tempat keagamaan yang melambangkan Sang Raja memeluk agama Siwa. Ini karena di Jawa juga ditemui nama Baprakeswara yang menjadi tempat candi Brahma-Wisnu-Siwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar