PRASASTI YUPA
YUPA I
1.
çrîmataḥ çrî-narendrasya,
2.
Kuṇḍuṅgasya mahâtmanaḥ,
3.
putro’çvavarmmo vikhyâtaḥ,
4.
vaṅçakarttâ yathâṅçumân,
5.
tasya putrâ mahâtmânaḥ,
6.
trayas traya ivâgnayaḥ,
7.
teṣân trayâṇâm pravaraḥ
8.
tapo-bala-damânvitaḥ,
9.
çrî-Mûlavarmmâ râjendro
10. yaṣṭvâ
bahusuvarṇṇakam
11. tasya
yajñasya yûpo’yam
12. dvijendrais
samprakalpitaḥ.
Artinya
:
“Sang Maharaja
Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman
namanya, yang seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang
sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci)
tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang
berperadapan baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarmman telah mengadakan kenduri
(selamatan yang dinamakan) Emas-amat-banyak. Buat peringatan kenduri
(selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para Brahmana”.
Analisis :
Di dalam prasati Yupa yang pertama ini
menerangkan mengenai silsilah Raja Mulawarman. Prasasti tersebut menyebutkan 3
orang tokoh penting, yaitu Kundungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Raja pertama
adalah Kundungga, orang dengan nama Indonesia sekaligus kakek dari Raja
Mulawarman dan disebutkan dia adalah Raja yang sangat mulia. Kundungga
mempunyai seorang anak yang bernama Aswawarman yang nantinya menggantikan
dirinya sebagai Raja. Aswawarman sendiri adalah nama yang sudah tercampuri oleh
unsur agama Hindu yang mempunyai tiga orang anak yang sangat mulia dan mungkin
karena hal itulah dia disebut sebagai Sang Ansuman (Dewa Matahari). Tapi dari
ketiga anak Aswawarman hanya satu saja yang disebutkan dan menjadi seorang
Raja, yaitu Mulawarman. Ini dimungkinkan Sang Mulawarman ini adalah anak
pertama dari Aswawarman. Raja Mulawarman merupakan Raja yang baik, kuat, dan
kuasa seperti kakek dan ayahnya. Selain ketiga Raja tersebut juga disebutkan
nama “Brahmana” yang pada masa Mulawarman diadakan sebuah selamatan kepada para
Brahmana tersebut. Tidak diketahui apa penyebab dari adanya selamatan tersebut.
Bisa saja ini karena Brahmana tersebut berjasa bagi Raja Mulawarman atau juga
karena hal yang lain. Dan karena selamatan tersebut, Brahmana membuat tugu batu
atau Yupa sebagai peringatan.
YUPA II
1.
çrîmad-virâja-kîrtteḥ
2.
râjñah
çrî-Mûlavarmmaṇaḥ puṇyam
3.
çṛṇvantu vipramukhyâḥ
4.
ye cânye sâdhavaḥ puruṣâḥ
5.
bahudâna-jîvadânam
6.
sakalpavṛkṣaṁ sabhumidânañ ca
7.
yupo’yaṁ sthâpito vipraiḥ.
Artinya :
“Dengarkanlah oleh kamu sekalian,
Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan
budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah
berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata
pohon Kalpa (yang di hadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah maka
tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan)”.
Analisis :
Prassasti
kedua ini dibuat pada masa Mulawarman yang dikarenakan kebaikan yang sangat
banyak dari Sang Raja. Karena banyaknya kebaikan dari Mulawarman, sampai-sampai
diibaratkan sebagai sebuah sedekah kehidupan yang memberi banyak jasa kepada
para Brahmana ataupun rkyat. Juga disebutkan disitu ada Pohon Kalpa yang
dihadiahkan. Prasasti ini kemungkinan besar di buat oleh Brahmana yang berbeda
dengan yang membuat prasasti Yupa yang pertama. Karena disebutkan pada
awal-awal prasasti yang prasasti ini ditujukan kepada Brahmana yang terkemuka
(dimungkinkan pimpinan dari Brahmana) dan orang-orang baik lainnya (Brahmana
dan mungkin saja orang baik diluar Brahmana). Karena itulah Brahmana tersebut
menuliskan kebaikan Raja Mulawarman di sebuah tugu batu (Yupa).
YUPA III
1.
Çrî-Mûlavarmmaṇo râjñaḥ
2.
Yad dattan tîla-parvvatam
3.
Sadîpa-mâlayâ sârddham
4.
Yûpo’yaṁ likhitas tayoh.
Artinya :
“Tugu ini ditulis buat (peringatan)
dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung
minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga”.
Analisis :
Prasasti Yupa yang ketiga ini
fokus menceritakan dua kebaikan dari Sang Raja Mulawarman, yaitu segunung
minyak kental dengan lampu dan malai bunga. Maksud dari segunung minyak dengan lampu
ini dimungkinkan sebuah pencahayaan ataupun juga penerangan yang diberikan Sang
Raja kepada para Brahmana. Sedangkan untuk malai bunga sendiri ini dimungkinkan
suatu bunga yang diperuntukan sebagai ritual di dalam agama siwa atau bisa jadi
malai bunga adalah atribut keagamaan yang digunakan oleh para Brahmana.
YUPA IV
1.
Çrîmato nṛpamukhyasya
2.
râjñaḥ
çrî-Mûlavarmmâṇaḥ
3.
dânaṁ puṇyatame kṣetre
4.
Yad dattaṁ Vaprakeçvare
5.
dvijâtibhyo’gnikalpebhyaḥ
6.
vinçatir ggosahasrikam
7.
tasya puṇyasya yûpo’yam
8.
kṛto viprair ihagataih.
Artinya :
“Sang Mulawarman, raja
yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20000 ekor sapi kepada Brahmana
yang seperti api, (bertempat) didalam tanah yang sangat sunyi (bernama)
Waprakeswara. Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini
telah dibikin oleh para Brahmana yang datang ditempat ini”.
Analisis :
Prasasti
keempat yang ditulis Brahmana ini masih tetap menceritakan tentang kebaikan
dari Raja Mulawarman. Pada Yupa ini diceritakan bahwa Raja Mulawarman
telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana karena jasa-jasanya yang
seperti api. Api disini dimaksudkan sebagai kesucian, yaitu Brahmana yang suci.
Para Brahmana ini bertempat pada suatu tempat suci yang bernama Waprakeswara.
Tempat ini menjadi pengetahuan penting mengenai agama yang dianut oleh
Mulawarman sendiri. Mungkin yang dimaksud dengan Waprakeswara ini adalah
sebuah tempat (kuil) yang menjadi tempat ritual keagaaman waktu itu. Tapi yang
menjadi masalah adalah tidak ditemukanya sebuah bangunan atau kuil yang menjadi
tempat ritual keagamaan tersebut. Dari sini mungkin bisa diketahui bahwa tempat
suci (Waprakeswara) tersebut adalah tempat keagamaan yang melambangkan
Sang Raja memeluk agama Siwa. Ini karena di Jawa juga ditemui nama Baprakeswara
yang menjadi tempat candi Brahma-Wisnu-Siwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar