Ajaran konfusius pada umumnya menekankan pada harmonisasi melalui
moralitas dan kebaikan, seseorang dilahirkan dengan mengemban tugas atau
kewajiban tertentu yang harus dilakukan dengan harmonis. Ia juga membuat sistem
ajar sendiri yang sekarang mirip dengan pendidikan orang dewasa yang diartikan
sebagai proses belajar yang aktif. Sebagai guru, dia tidak melarang siapapun
untuk menjadi muridnya, baik dari kalangn bangsawan maupun kalangan biasa.
Namun dibalik sistem belajar yang diterapkan oleh Konfusius, ada misi rahasia
yang ditanamkan kepada murid-muridnya, yaitu menyiapkan manusia-manusia
berkarakter kritis yang dilandasi nilai moral untuk merombak sistem
pemerintahan menjadi lebih baik.
Untuk
mencapai hal tersebut, Konfusius lebih memilih untuk tidak terpaku dengan
pelajaran pada umumnya namun memaksimalkan potensi yang ada dalam diri
murid-muridnya. Dimulai dengan cara mendidik yang menggunakan metode sendiri,
kemudian menyadarkan kepada muridnya mengenai potensi yang dimilikinya. Setelah
itu barulah Konfusius mendorong murid-muridnya untuk berani dalam merubah
kearah yang lebih baik. Ini merupakan cara Konfusius dalam menjadikan muridnya
seorang yang berkarakter karena dia juga menyadari bahwa setiap orang mempunyai
karakter dan potensi yang berbeda-beda.
Salah
satu pandanganya adalah bahwa orang tidak boleh takut dalam berkata jujur dan
malah takut jika orang tersebut berbohong. Ini meninjukan bahwa sikap seseorang
harus mengatakan apa yang dia ketahui dan mengatakan pula apa yang tidak mereka
ketahui. Dengan begitu mereka akan dengan ikhlas menjalankan kewajibannya
sebagai seorang warga Negara yang baik. Maka dari itu sikap tersebut berlanjut
dan harus tertanam dalam diri seseorang sehingga apa yang akan dia lakukan
harus mengutamakan yang lebih besar. Maksudnya dengan sikap yang sudah tertanam
tersebut, kepentingan yang lebih besar menjadi yang paling utama. Sebagai
contoh adalah kewajiban terhadap orang tua lebih besar daripada kewajiban
terhadap teman.
Karena
itulah Konfusius tidak berhenti menanamkan sikap baik kepada muridnya. Ia
mengajarkan bahwa ilmu harus terus dicari bhakan sampai peti mati tertutup.
Kepedulian terhadap ilmu pengetahuan inilah yang nantinya mendorong dia untuk
menuntut adanya pendidikan kepada setiap orang tanpa membedakan status
sosialnya. Menurutnya pendidikan sejati akan didapat secara alami namun begitu
harus ada yang membuka pintu kearah pendidikan tersebut. Maka sangat diperlukan
adanya suatu proses pelatihan yang didalamnya terdapat cara untuk meningkatkan
kualitas diri sehingga mampu berinteraksi dengan masyarakat luas secara
terus-menerus. Proses pelatihan ini bisa didapat melalui pendidikan formal
maupun alami. Dengan begitu maka moralitas dapat dibentuk dengan baik sehingga
dalam menjalani hidup manusia bisa melaluinya dengan harmonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar